Lampung Tengah – (Komalanews.com) – Gagasan penerapan Car Free Day (CFD) di wilayah Lampung Tengah dinilai belum tepat waktu. Pasalnya, hingga kini belum tersedia fasilitas pendukung yang memadai, bahkan pusat kota pun belum terbentuk secara ideal di kawasan Gunung Sugih sebagai pusat pemerintahan.
Sejumlah pihak menilai, jika program CFD ini dipaksakan tanpa perencanaan yang matang, maka hanya akan menjadi ajang pencitraan belaka. Salah satu sorotan datang dari wacana pengalihan kendaraan menuju jalur jalan Terbanggi Besar–Gunung Sugih yang dianggap sebagai jalan terbaik di Lampung Tengah saat ini.
“Memang jalur itu sudah layak, tetapi belum sepenuhnya siap menunjang CFD. Program ini baik, tapi harus realistis. Tanpa penunjang seperti ruang publik, lahan parkir, dan fasilitas pendukung lainnya, itu sama saja menghambur-hamburkan waktu,” ujar Hidayat Selaku Masyarakat Lampung Tengah.
Hidayat juga menyoroti bahwa Lampung Tengah belum memiliki jalan alternatif representatif untuk kendaraan lintas Sumatera. Jalur utama menuju Palembang, Bungku, Aceh, dan daerah lainnya tetap harus melewati Gunung Sugih. Maka dari itu, wacana CFD di pusat kota ini dinilai sulit direalisasikan dalam waktu dekat.
“Kalau kendaraan lintas tetap lewat situ, bagaimana bisa ada hari bebas kendaraan? Tidak mungkin rasanya niat baik ini bisa terwujud tanpa solusi transportasi yang konkret,” katanya.
Menurutnya, lebih baik pemerintah daerah fokus menyelesaikan pembangunan jalan strategis secara bertahap. Pembangunan bisa dipercepat tanpa menunggu APBD, misalnya dengan mengajak pelaku usaha turut serta melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR).
Ia juga mengingatkan Bupati Lampung Tengah, Ardhito Wijaya dan Wakil Bupati I Komang Koheri agar tidak terlalu banyak melontarkan program-program baru yang belum tentu berdampak langsung pada masyarakat.
“Akan lebih bijak jika pemerintah fokus pada pemenuhan janji-janji politik sebelumnya. Banyak kebutuhan mendesak masyarakat yang belum terpenuhi,” pungkasnya.(tim)













